Perempuan,
ketika mendengar kata itu banyak hal yang terlintas di pikrian kita seperti
kekerasan, penganiayaan, direndahkan dan sebagainya. Tetapi hal ini sangat jauh
berbedah dengan paham yang dianut sedulur
sikep tentang cara memperlakukan perempuan.
Saat
di tempat lain sedang belajar
memperhitungkan posisi perempuan di dalam kehidupan bermasyarakat, sedulur
sikep telah memposisikan perempuan digardah depan bahkan setara dengan
laki-laki dan tidak dibedah-bedahkan. Didalam berkehidupan posisi perempuan sangat
di perhitungkan baik dalam mendidik anak, bertani, menjadi aktivis dan bahkan
turun ke jalan untuk mengikuti aksi membela alam mereka bersama dengan kaum
laki-laki.
Sebagai
perempuan kita bisa tampil didepan untuk menyampaikan ide, tetapi juga jangan
lupa tanggung jawab kita untuk mengurus dapur, anak dan keluarga secara
keseluruhan tutur “Ibu Gunretno”. Beliau adalah perempuan yang sederhana tetapi
sangat santun dalam setiap penyampaiannya kepada kami.
Dalam
dunia pertanianpun perempuan memiliki tanggung jawab besar untuk menanam padi.
Meskipun selanjutnya bukan menjadi tugas dan tanggung jawab mereka lagi tetapi
proses menanam padi tidak semudah kelihatannya.
Satu
hal yang dapat dipelajari bahwa kekuatan yang mereka pelajari sejak dahulu
merupakan satu hasil karya yang terbilang mahal dikarenakan adanya kekuatan
dari dalam diri masing-masing sedulur di mana menganut paham Menghargai,
Menghormati, Jujur, Tidak iri hati dan yang paling utama laki-laki dan perempuan
saling menghargai.
Hal
inilah yang membuat sedulur sikep mampu bertahan dari zaman pemerintahan
kolonial sampai saat ini masih bisa eksis dan bahkan mampu mempengaruhi pola
pikir banyak orang tentang cara hidup ideal seorang manusia secara utuh.
Jika
seorang perempuan dihargai dalam keluarga dan di dalam komunitas bermasyarakat
maka akan tercipta satu hubungan harmonis yang dapat melahirkan generasi yang
tangguh, merdeka, kritis dan tidak mudah putus asa. Karena dasar kehidupan yang
dipelajari dari orang tua diturunkan lewat tindakan dan perilaku yang
mencerminkan makna kehidupan itu sendiri.
Sumber : Hasil live-in Satu Hari Dua malam dengan Sedulur Sikep di Sukolilo, Pati Jawa Tengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar