Jumat, 20 November 2015

Satu Bulan Menghirup Udara Bebas di Perbukitan Gersang

Salam dari Sumba buat kamu yang membaca blog ini
Hari itu tepatnya tanggal 30 Oktober 2015 pukul 18.00 WIB saya bergegas menuju bandara Adisutjipto untuk menunaikan tugas berangkat ke Sumba via Bali. Pada sore itu saya sangat semangat tetapi karena terkendala kabut asap maka pesawat yang akan saya tumpangi delay.
Rumah Adat Sumba (Daerah Kanatang) arah barat dari kota Waingapu
Cukup lama saya menunggu akhirnya pukul 23.00 saya baru terbang dari Jogja menuju Bali. Pukul 02.00 dini hari waktu setempat saya tiba bandar udara Ngurah-rhai, Denpasar, Bali. Saya langsun di jemput taxi dari wisma tempat saya akan menginap. Kami langsun keluar dari bandara menuju ke Wisma CT1 dan saya langsun merebahkan tubuh saya.
Rasa lelah membuat saya tidak menghiraukan apapun lagi selain menutup pintu dan merebahkan tubuh saya ke tempat tidur. Pagi itu pukul 07.00 WITA saya sudah bangun langsun mandi dan mengambil sarapan. Selesai sarapan saya langsun melangkah menuju tangga turun dengan menyeret koper saya untuk segera keluar dari wisma menuju taxi yang akan menghantarkan saya ke bandara.
Pukul 08.15 saya tiba di bandara dan langsun chek-in, selesai chek-in saya langsun naik menuju pintu empat. Saya sedikit kebingungan karena di tiket tertera sriwijaya air tetapi ketika chek-in pada boarding pass ditulis NAM AIR. Karena kurang tidur saya tidak fokus untuk membacanya, untung saja saya belum terlambat masuk ke dalam pesawat. Cukup menegangkan karena saya hampir terlambat masuk. Syukurlah saya dapat masuk dan pukul 10.50 WITA saya tiba di bandara umbu mehang kunda waingapu.

Selama di sumba banyak hal yang saya pelajari, baik dari adat, budaya, suku dan agamanya. Saya bersyukur diberi kesempatan berkunjung ke Sumba. Saya di sambut sangat baik dari keluarga tempat saya tinggal dan teman-teman pemuda kativis Stube yang ada di sumba. 
Suasana pagi hari di depan sekolah SMA Negeri 2 Waingapu
Saya berbagi pengalaman membuat sirup Jambu mete, saya banyak bercerita tetapi saya yang banyak mendapatkan ilmu dan pengalaman. Sebab para mama-mama dan bapa-bapa semuanya senang bercerita. Saya senang mereka semua mau bercerita kepada saya mengenai kehidupan masyarakat Sumba. 
Gereja Kristen Sumba Jemaat UMAMAPU
Pada bulan Oktober seharusnya sudah hujan tetapi ternyata terjadi kemarau panjang hampir di seluruh Indonesia dan sumba juga termsuk salah satu yang sangat terasa dampaknya. 
Gersang akibat kemarau panjang di Tanah Stube desa Kanatang
Banyak sumur yang kering, banyak ladang yang gersang sehingga banyak sawah yang kekeringan. Pemandangan perbukitan yang duu hijau ketika saya datang sangatlah berbedah karena begitu gersang berwarna coklat ketuaan.
Sumur di desa Praihambuli yang begitu dalam
Banyak hal yang saya pelajari, saking terlalu terpesona saya lupa apa yang akan saya tulis dalam laporan saya. Saya terpesona ketiaka melihat karya TUHAN begitu nyata dalam setiap jengkal tanah yang saya pijaki. Sungguh TUHAN itu luar biasa, karyanya begitu memesonaku dalam sekejap mata saya hanya bisa tersenyum lepas dan membiarkan angin memebelai diri saya dengan begitu lembutnya.
Menikmati keheningan yang penuh damai
Perjalanan ini membuat saya ingin selalu menjajaki seluruh pelosok nusantara. Suatu ketika terbesik dalam pikiran saya, saya belum menaklukan tanah halmahera maka satu atau dua tahun lagi saya akan mengadakan perjalanan menjajaki tanah kelahiran saya dan menemukan karya TUHAN di tanah halmahera. 
Pemandangan di bendungan
Sumba negeri elok nan rupawan, satu dari sekian banyak pulau yang begitu memesona, alamnya yang begitu asli, semuanya bagaikan satu gambaran nyata karya TUHAN yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata.
Suasana di Pelabuhan angkutan barang Waingapu
Bagi kamu yang mengaku anak muda, buktikanlah untuk mau menerima tantangan berkarya di pelosok nusantara. Di luar sana masih banyak orang yang membutuhkan uluran tangan kita, mereka membutuhkan inspirasi, motivasi serta teman untuk bercerita.
Arah dari belakang Gereja Kristen Sumba Jemaat Kanjunga Bakul

Saya  menanti perjalan berikutnya, kemanapun itu aku akan berusaha untuk menjalaninya. Aku yakin masih banyak tempat yang akan aku pijaki sebab masih banyak orang yang membutuhkan uluran tangan dari kita semua ..
Makasih sudah membaca Blog Saya
*SAP*

Tidak ada komentar: