Daya dukung pemerintah, khususnya Dinas Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah sangat membantu para pemilik usaha kecil dan menengah untuk
berkreasi dan berkembang menuju kemandirian.
Kolaborasi atau kemitraan
usaha kecil dan menengah dengan lembaga dan pelaku usaha lainnya sangat
penting, juga dalam memfasilitasi
mereka dalam berbagai pameran, memperluas pemasaran dan gelar produk,
sebagaimana Gelar Produk Kreatif DIY yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi
& UKM DIY dari tanggal 26-27 Juli 2019, bertempat di Pasar Seni Gabusan,
Bantul.
Salah satu gerai yang ada di Gelar Produk Kreatif DIY
adalah UKM Bambu dengan segala kreativitas produknya. Bambu adalah tumbuhan
daerah tropis yang banyak kita jumpai di Indonesia. Di beberapa daerah, bambu
sendiri memang sudah menjadi bahan baku membuat atap rumah, tiang rumah dan
beberapa kerajinan bambu seperti kursi, meja dan sedotan. Tetapi tidak semua
daerah memaksimalkan dalam memanfaatkannya.
Banyak orang tahu bambu hanya digunakan untuk perabotan
rumah tangga dalam bentuk dan ukuran yang besar sehingga susah untuk dipesan untuk
dijadikan souvenir kalau berkunjung ke suatu tempat. Hal ini akan berbeda jika
kita berkunjung ke Gelar Produk Kreatif DIY yang diadakan oleh Dinas Koperasi
UKM DIY http://diskopumkm.jogjaprov.go.id/publik/ dibawah pendampingan pusat pelayanan usaha
terpadu http://www.plutjogja.com/.
Gelar Produk Kreatif DIY yang diadakan selama dua hari
ini turut hadir salah satu pengrajin bambu bernama Sugeng Riyadi berasal dari
Moyudan Sleman. Usaha kerajinan bambu miliknya bernama Sumber Rejeki, telah ia
geluti sejak tahun 2011 sampai saat ini masih tetap eksis dengan terus
berinovasi membuat berbagai macam kerajinan dari bambu. Beberapa produk yang
bisa kita jumpai di sana adalah tutup saji dari bambu, tempat tisu, tempat
buah, rantang, tas dan beberapa produk lainnya yang bisa dijadikan souvenir
jika berkunjung ke Yogyakarta.
Alasan Sugeng Riyadi terus membuat kerajinan dari bambu,
karena pada awalnya ia memang sudah bekerja di tempat kerajinan bambu atau
“bambu craft” selama kurang lebih sepuluh tahun. Mulai tahun 2011 ia berniat
untuk membuka usaha sendiri dengan memanfaatkan bahan baku yang mudah ditemui
di sekitar rumahnya. Menurutnya bahan baku bambu tidak susah ditemukan karena
di Moyudan setiap rumah pasti punya bambu.
Dengan adanya program dari Dinas Koperasi UKM DIY dibawah
pendampingan yang intens dari pusat pelayanan usaha terpadu http://www.plutjogja.com/ ini sangat membantu Sugeng Riyadi dalam melakukan
promosi dan juga mengenalkan produk kerajinan bambu ke masyarakat luas. Ia mengatakan
sangat senang bisa mengikuti acara ini, “Senang Mas, dengan acara begini saya
bisa promosi dengan membagi-bagikan kartu nama, dan mengenalkan kerajinan bambu
kepada masyarakat”, ungkapnya. Harga produk yang dijual pun terbilang murah karena
mulai dengan uang Rp.7.000;- saja kita sudah bisa bawa pulang satu produk
kerajinan dari bambu. Selain untuk sumber pendapatan, Sugeng juga ikut
memberdayakan tetangga yang tidak punya pekerjaan seperti ibu rumah tangga dan
anak muda yang tertarik untuk mau belajar dan bekerja. Tidak tanggung-tanggung ia
sediri yang turun tangan mengajari
mereka dalam mengayam dan membuat berbagai bentuk.
Selain membuat kerajinan, ia juga menerima reparasi kursi
bambu yang rusak dan juga menerima pesanan partai besar. Sejauh ini masih
memenuhi permintaan lokal belum menjamah pasar internasional. Harapan untuk
kedepan, kegiatan seperti ini lebih ditingkatkan dan juga tempatnya terpusat
supaya mempermudah pengunjung saat datang berkunjung ke stand-stand peserta.
Tujuan utama acara ini adalah untuk bisa mengenalkan dan
mempromosikan produk kerajinan dari UKM binaan Dinas Koperasi DIY kepada
masayarakat umum. Acara yang dibuka pada tanggal 26 Juli ini diikuti oleh
kurang lebih tiga puluh UKM dari seluruh Propinsi DIY dengan berbagai hasil
karya berupa minuman herbal seperti kunir asam, bunga telang, sambel terasi
yang dikalengkan, aksesoris, dan juga kerupuk kulit sapi dengan harga jual
rata-rata Rp.10.000.
Kegiatan ini pun disambut positif untuk masyarakat
terbukti pada saat pembukaan banyak yang datang berkunjung hanya untuk liburan
keluarga atau memang pencinta kuliner olahan tradisional dengan kemasan yang
lebih menarik dan juga bisa sebagai oleh-oleh. Sampai hari Sabtu suasana Pasar Seni
Gambusan cukup ramai dengan pengunjug yang datang silih berganti, baik dari Jogja maupun dari Bantul dan
sekitarnya, untuk sekedar singgah atau memang mau belanja. Sebagai masyarakat
umum kegiatan ini perlu terus diadakan agar masyarakat lebih tahu dan lebih
familiar dengan semua produk olahan kreatifitas dari bahan lokal dan juga terjangkau.