Jumat, 05 Desember 2014

Ternyata Negeri ini Bukan Lagi Negeri Para Kapita tetapi Negeri Para Pemain Drama



Dahulu di juluki negeri para Kapita. Karena Kapita-kapita yang lahir di negeri ini mampu memperjuangkan kemenangan dan mempertahankan harga diri merreka pada zamannya. Negeri yang menyimpan begitu banyak Sumber Daya Alam yang mampu menghidupi semua masyarakatnya. Negeri yang memiliki hasil Bumi dan laut yang melimpah pada zaman yang sudah hampir terlupakan. Zaman-zaman dimana semua orang tidak lagi mementingkan diri sendiri tetapi berjuang untuk kepentingan bersama. 


Buli Buku Matiti adalah sebuah Desa yang dahulunya sangat nyaman dan bahkan dapat membuat siapapun betah hidup disana. Air sungai yang deras mengalir dari mata air yang keluar dari perbukitan mampu melepaskan dahaga, air laut yang menyimpan berbagai jenis biota lautnya dan hasil tambang yang sampai saat ini menjadi akar dari sebuah ketidakadilan di Negeri ini.


Kemajuan suatu daerah di ukur dari pembangunan infrastrukturnya. Hal ini sudah menjadi hal yang umum di ketahui semua orang. Tetapi pernahkah terpikir di pikiran kita apakah dampak dari pembangunan yang tidak merata bagi kesejateraan banyak orang ? Apakah kita pernah sedikit saja memikirkan kebahagiaan banyak orang ? Apakah kita pernah dalam hidup kita membuat orang lain bahagia dan nyaman dengan sikap kita ? Semua orang selalu ingin melakukannya tetapi hanya sedikit yang mampu melakukannya. Mengapa demikian ? Karena mereka selalu gagal dari awal di kalahakan oleh keinginan untuk lebih mengutamakan diri mereka terlebih dahulu dari pada kepentingan banyak orang.


Negeri yang dulunya adalah negeri para Kapita dihapus dan digusur oleh mereka yang mengaku keturunan dan mengaku mencintai daerahnya. Sudah bukan rahasia publik lagi jika semua orang ingin memperoleh lebih dari apa yang dia berikan. Dalam suasana yang tak menentu semua orang berusaha berjuang memperjuangan hidup mereka, padahal di sekitar mereka ada orang-orang yang mampu dan bisa membantu mereka tetapi mengapa mereka seperti tidak berada disana ketika ada orang yang membutuhkan pertolongan mereka.


Negeri ini hanya butuh satu sentuhan “CINTA KASIH TANPA PAMRIH” , negeri ini membutuhkan mereka yang mau berjuang dan benar-benar berjuang bukan hanya ketika di balik layar mereka berani memberi harapan tetapi ketika di belakang layar semuanya seolah-olah hanya sebuah lelucon dan sangat menyenangkan jika terus-menerus di jadikan sebuah permainan.


Wahai anak negeri yang sedang tertidur kapankah kalian akan terbangaun? Kapankah kalian akan berbicara ? Sampai kapan kalian akan diam membisu ? sampai kapan kepura-puaraan ini seakan-akan memang benar adanya ? Negeri ini membutuhkan kalian. Negeri ini merintih dan menangis ketika isi perutnya di gali dan isi perut di keluargkan tanpa di kasihani. Kapankah air matanya akan berhenti, apakah tidak ada harapan lagi untuk berjuang ? Apakah semuanya sudah berakhir ? Jawaban apakah yang terbaik untuk semuanya ini ? Ternyata negeri ini bukan lagi negeri para kapita yang dulunya berjuang untuk sebuah keadilan bersama. 

Tidak ada komentar: