Dahulu di
juluki negeri para Kapita. Karena Kapita-kapita yang lahir di negeri ini mampu
memperjuangkan kemenangan dan mempertahankan harga diri merreka pada zamannya. Negeri
yang menyimpan begitu banyak Sumber Daya Alam yang mampu menghidupi semua
masyarakatnya. Negeri yang memiliki hasil Bumi dan laut yang melimpah pada
zaman yang sudah hampir terlupakan. Zaman-zaman dimana semua orang tidak lagi
mementingkan diri sendiri tetapi berjuang untuk kepentingan bersama.
Buli Buku Matiti adalah
sebuah Desa yang dahulunya sangat nyaman dan bahkan dapat membuat siapapun
betah hidup disana. Air sungai yang deras mengalir dari mata air yang keluar dari perbukitan mampu melepaskan dahaga, air
laut yang menyimpan berbagai jenis biota lautnya dan hasil tambang yang sampai saat ini menjadi
akar dari sebuah ketidakadilan di Negeri ini.
Kemajuan suatu
daerah di ukur dari pembangunan infrastrukturnya. Hal ini sudah menjadi hal
yang umum di ketahui semua orang. Tetapi pernahkah terpikir di pikiran kita
apakah dampak dari pembangunan yang tidak merata bagi kesejateraan banyak orang
? Apakah kita pernah sedikit saja memikirkan kebahagiaan banyak orang ? Apakah
kita pernah dalam hidup kita membuat orang lain bahagia dan nyaman dengan sikap
kita ? Semua orang selalu ingin melakukannya tetapi hanya sedikit yang mampu
melakukannya. Mengapa demikian ? Karena mereka selalu gagal dari awal di
kalahakan oleh keinginan untuk lebih mengutamakan diri mereka terlebih dahulu
dari pada kepentingan banyak orang.
Negeri yang
dulunya adalah negeri para Kapita dihapus dan digusur oleh mereka yang mengaku
keturunan dan mengaku mencintai daerahnya. Sudah bukan rahasia publik lagi jika
semua orang ingin memperoleh lebih dari apa yang dia berikan. Dalam suasana
yang tak menentu semua orang berusaha berjuang memperjuangan hidup mereka,
padahal di sekitar mereka ada orang-orang yang mampu dan bisa membantu mereka
tetapi mengapa mereka seperti tidak berada disana ketika ada orang yang
membutuhkan pertolongan mereka.
Negeri ini
hanya butuh satu sentuhan “CINTA KASIH TANPA PAMRIH” , negeri ini membutuhkan
mereka yang mau berjuang dan benar-benar berjuang bukan hanya ketika di balik
layar mereka berani memberi harapan tetapi ketika di belakang layar semuanya
seolah-olah hanya sebuah lelucon dan sangat menyenangkan jika terus-menerus di
jadikan sebuah permainan.
Wahai anak
negeri yang sedang tertidur kapankah kalian akan terbangaun? Kapankah kalian
akan berbicara ? Sampai kapan kalian akan diam membisu ? sampai kapan
kepura-puaraan ini seakan-akan memang benar adanya ? Negeri ini membutuhkan
kalian. Negeri ini merintih dan menangis ketika isi perutnya di gali dan isi
perut di keluargkan tanpa di kasihani. Kapankah air matanya akan berhenti,
apakah tidak ada harapan lagi untuk berjuang ? Apakah semuanya sudah berakhir ?
Jawaban apakah yang terbaik untuk semuanya ini ? Ternyata negeri ini bukan lagi
negeri para kapita yang dulunya berjuang untuk sebuah keadilan bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar