Senin, 08 Desember 2014

Berperang Tanpa Amunisi




Menutup tahun 2014 Stube-HEMAT Yogyakarta mengadakan satu pelatihan terakhir di semester ini. Pelatihan yang berlangsun dari Jumat-Minggu, 21-23 November di Wisma PGK Shanti Dharma ini berlangsun cukup baik dari awal acara sampai akhir acara. Peserta pelatihan yang hadir bervariasi mulai dari semester 1 sampai semester yang paling akhir.  Peserta yang hadirpun dari berbagai penjuru tanah air, mulai dari timur sampai barat Indonesia.

Tema besar pelatihan kali ini Populasi, Pasar dan Tenaga Kerja dengan tema : Carpe Diem “Petiklah Harimu”.  Tema ini diambil agar setiap peserta yang hadir dapat turut mengambil bagian untuk setiap kegiatan dan aktifitas yang mereka lakukan agar segera mereka selesaikan jangan lagi menunda-nunda yang harus mereka kerjakan.

Semua pemateri yang dihadirkan panitia sangat menggugah rasa ingin tahu dan diskusi dalam forum berjalan baik karena para peserta tidak hanya duduk diam tetapi juga mereka semua terlibat aktif untuk bertanya. Pemateri-pemateri yang dihadirkan diantaranya :
1.  Bpk. Hadi Sutarmanto (Psikologi UGM) yang membawakan materi “Persaingan Bursa Tenaga Kerja dan Kompetisi Pasar” : Psikotes Dan Kualifikasi Tenaga Kerja.
2.  Struktur Birokrasi  dan Ketenagakerjaan : Aturan Perundangan Ketenaga Kerjaan dan Etika Dalam Bekerja, oleh : Dewan Pimpinan Daerah Konfederasi Serikat Pekerja diwakili oleh Bpk. Kinardi.
3.   Ibu  Sri Hartati dari Kantor Pemberdayaan Perempuan Yogyakarta.
4.  Tantangan Mahasiswa berkaitan Dengan MEA : “ Ekonomi Berbasis Pengetahuan” oleh : Dr. Murti Lestari, M.Sc , Peneliti Ekonomi Pembanguan sekaligus Board Stube-HEMAT. 

Pak Hadi lebih banyak mengarah pada psikologi seorang pekerja. Psikologi pekerja yang harus kita ketahui dan hal penting yang dapat membantu kita menempatkan seseorang sesuai dengan besik dan keahlianya serta ada beberapa tips yang diajarkan agar kita dapat dengan mudah mengenali karakter orang melalui caranya menggambar pohon, menggmbar titik menjadi benda mati atau hidup. Sudah pasti setiap orang berbedah dalam menggambar.
Pak Kinardi sendiri lebih pada mengajarkan dan memberi pemahaman UU buruh dan sepak terjang buruh dalam berjuang memperoleh hak-haknya. Karena jika kita melihat saat ini banyak buruh yang masih terlantar dan bahkan tak diperhatikan aspirasinya.
Ibu Sri sendiri memberi pemahaman masalah Gender dalam dunia kerja dan bagaimana penempatan gender itu sendiri serta seberapah jauh peserta memahami tentang gender itu sendiri.
Penutup materi Ibu Murti sekaligus sebagai Boart Stube-HEMAT membawakan materi yang sangat membuat penasaran dan baru padahal materi ini seharusnya sudah lama kita ketahui.
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) adalah suatu kesepatakan pada KKT ASEAN yang isinya adalah akan diadakannya pasar bebas pada tahun 2015 mendatang. Sungguh sangat mengagetkan bukan ? Mengapa kita belum mengetahui apa itu MEA padahal masalah ini sudah hampir 11-12 tahun diresmikannya. Hal yang lebih mengagetkan lagi kita akan bersaing secara bebas dengan semua negara-negara ASEAN.
Mulai dari bisnis, pendidikan, kesehatan, dan semua aspek yang dapat dijadikan komoditi pasar dan memiliki nilai jual. Pertanyaannya apakah masyarakat kita sudah siap dengan hal ini ? Apakah mereka sudah mendengar atau mengetahui hal ini ? Ini merupakan PR yang berat bagi masyarakat yang masih awam pengetahuannya.
Hal yang selalu menggelitik adalah sampai dimana mereka mampu bersaing, sedangkan dalam negeri sendiri saja mereka belum mampu. Tetapi apa mau di kata hal ini tidak dapat kita hindari, mau tidak mau kita harus siap mengahadapinya. Maka mulai saat ini sekalipun kita belum siap untuk bersaing secara luas setidaknya kita mampu bertahan dari arus pasar bebas yang berlangsun pada 2015  mendatang. 

Harapan dari pelatihan ini yang di kemukakan oleh Yohanes Dian Alpasa selaku koordinataor lapangan adalah teman-teman peserta mampu untuk membangun, mempererat , dan menjaga jejaring dan komunikasi dengan orang-orang yang telah mereka kenal baik dalam pelatihan ini ataupun yang mereka temui diluar sana. Serta mereka mampu dan mau membuka diri untuk menerima hal-hal baru dan mau untuk terus belajar dan bersaing secara terbuka.

Karena apapun yang akan terjadi kita telah berada dalam masa dimana kita harus besaing secara bebas dan luas dengan siapa saja dan dimana saja. Maka kita harus mulai membangun diri kita dan terus belajar agar kita dapat menjadi ahli dalam bidang yang kita tekuni.

1 komentar:

Kabar Baik mengatakan...

Mantap Sekali Sodara.. :)